Dalam sebuah novel diceritakan seseorang bernama Mersault. Mersault adalah seseorang yang memiliki sifat melankolis, tidak peduli, serta pasif seperti orang tidak memiliki samangat hidup. Singkatnya sifat mersault ini dicerminkan dari bagaimana dia menjalani hidupnyabzehari hari. Dalam kutipan awal novel tersebut dicontohkan bagaimana ketidakwajaran serta ketidakbermaknaan hidup Mersault, ketika kebanyakan orang akan menangis dan sedih saat mendapatkan kabar jika orang yang dickntainya meninggal, Mersault malah bersifat biasa saja seakan-akan tidak terjadi apa apa. Mersault menyadari bahwa ketika orang yang dicintai ada ataupun tiada kehidupan akan tetap berlangsung, ia akan tetap menjalankan rutinitas seperti biasanya, tidak ada yang akan berubah. Ada kutipan dalam novel tersebut
“bahwa saat ini ibu telah dikuburkan dan bahwa aku akan melanjutkan pekerjaanku”.
Meursault memiliki hobi untuk melihat orang-orang di jalan melalui kaca apartemennya yang sempit. Mersault menganggap bahwa orang orang yang berada di jalan adalah pemain teater dalam suatu pertunjukan, ya ini pertujukan baginya. Meursault mengamati segalanya seperti, orang, binatang, kendaraan, gedung, bahkan suasana dan waktu juga ia amati. Ia menilai sendiri segala karakteristik dari segala substansi yang ia telah amati. Meursault yang telah mengamati realitas yang ada di hadapannya, menilai dirinya sebagai “orang asing” di sana, karena ia tidak menjadi manusia yang mengerjakan kesibukan di jalanan yang ramai (menyatu dengan realitas), ia hanya mengamati jalan dan berpikir tentang mereka yang berada dijalanan maka realitas juga tidak menganggap bahwa Meursault ada di tengah-tengah kehidupan saat itu. Absurditas yang ingin ditunjukkan Albert Camus adalah kesadaran Meursault yang merasa berbeda daripada lingkungannya. Meursault seakan-akan berpikir mengapa masyarakat melakukan rutinitas daripada menuruti suatu rutinitas yang harus dijalankan manusia. Ia satu-satunya yang menolak lingkungan.
Publikasi ini ditulis oleh Jalu